Sejarah petanque
Petanque, adalah cabang
olahraga (cabor) berasal dari negara Perancis. Olahraga
ini merupakan permainan tradisional yang dikembangkan dari permainan pada zaman
Yunani kuno sekitar abad 6 SM pada 1907. Olahraga petanque diperkenalkan Jules
Boule Lenoir di Kota Le Ciotat, Provence di Selatan Perancis.
Petanque merupakan cabor non
body contact dengan jumlah pemain single (perorangan memainkan tiga bola),
double (perorangan memainkan tiga bola), triple (perorangan memainkan dua
bola), dan shooting game. Jenis olahraga ini termasuk katagori olahraga
individu dan beregu. Peralatan yang digunakan dalam olahraga petanque terdiri
atas boules (bosi), jack (boka), circle (lingkaran), dan meteran pengukur untuk
jarak 1, 5, dan 10 meter.
Permainan
petanque dengan cara melempar bola besi sedekat mungkin dengan bola kayu yang
disebut dengan cochonnet dan kaki harus berada di lingkaran kecil. Permainan
ini biasa dimainkan di tanah keras atau minyak, rerumputan, pasir, atau
permukaan tanah lain.
Di Indonesia, petanque
merupakan cabor baru. Federasi Olahraga Petanque Indonesia (FOPI) pusat baru
terbentuk pada 18 Maret 2011 dan langsung ikut Sea Games XXVI 2011 di
Palembang, Sumsel serta Sea Games 2013 di Myanmar meskipun belum berprestasi.
Cabor petanque pertama kali
diperkenalkan di Kota Bekasi, Jabar pada perhelatan PON XIX Jabar 2016. Saat
itu, olahraga petanque pada perhelatan PON XIX meruapakan cabor eksibisi.
Ketua
Umum FOPI Pusat Caca Isa Saleh menetapkan tempat latihan di Universitas Islam
(Unisma) “45” Bekasi. Cabor eksibisi adalah cabor yang akan dipertandingkan
secara tidak resmi dengan tujuan utama memperkenalkan cabor petanque agar dapat
dikenal lebih luas oleh masyarakat. Syarat eksibisi itu sendiri pun harus
diikut minimal delapan provinsi.
Saat itu, cabor petanque
mempertandingkan sembilan nomor pertandingan dengan jumlah peserta 20 tim yang
berasal dari 19 provinsi se-Indonesia.
Caca
Isa Saleh mengatakan, eksibisi PON Petanque menjadi nomor eksibisi tersukses
yang digelar pada PON XIX Jabar 2016 karena diikuti oleh peserta terbanyak
dibandingkan dengan cabang eksibisi lain yang hanya diikuti oleh 10 provinsi
saja.
Hal
ini dilakukan sebagai salah satu upaya untuk mengembangkan petanque di
Indonesia. Setelah perhelatan besar PON XIX Jabar 2016, Unisma Bekasi
menindaklanjuti kegiatan tersebut untuk memperkenalkan kepada
mahasiswa-mahasiswi Prodi PJKR FKIP dengan mendatangkan Cedric sebagai pembicara.
Saat
ini, cabor petanque termasuk salah satu cabor baru yang dipertandingkan dalam
Pekan Olahraga Daerah (Porda) XIII Jabar 2018 di Kabupaten Bogor. Tak heran
jika Pengcab Petanque Kota Bekasi juga menerjunkan para atlet petanque
terbaiknya untuk ikut andil dalam perhelatan yang diadakan Oktober ini.
Rencananya
Pengcab Petanque Kota Bekasi akan berkekuatan 16 orang alet putra dan putri.
Atlet petanque yang saat ini sudah menggelar TC atau Pelacab sejak 2017. Saat
ini, program latihan petanque Kota Bekasi sudah memasuki fase kematangan juara,
atau pra kompetisi dengan frekuensi latihan 10 sesi per minggu, yakni latihan
pagi dan sore setiap Senin - Jumat di Lapangan Petanque Unisma Bekasi.
Untuk
Porda XIII Jabar 2018 di Kabupaten Bogor, Pengcab Petanque Kota Bekasi akan
menerjunkan 16 orang atlet petanque terbaik, seperti Amalia Fitriani (shooting
games, dan double women), Andri Nurlistianto (shooting dan double man), dan
Irwan (single men), dan menarget meraih dua medali emas.
Walaupun hanya mentargetkan dua
medali emas Porda XIII Jabar 2018, diharapkan semua atlet petanque dapat
bermain maksimal hingga mampu memberikan raihan medali bagi Kota Bekasi.
Ketua
KONI Kota Bekasi Abdul Rosyad Irwan berharap agar seluruh cabor dapat mempersiapkan
atletnya untuk Porda Jabar. “Tenggat waktu Porda XIII Jabar sudah di depan
mata. Target kita semua cabor mendulang medali emas. Kita punya target 52
emas,” katanya, beberap hari lalu.
Sumber:https://reaksinasional.com/berita-apa-itu-olahraga-petanque.html